28 Mei 2009

my rectoverso...



rectoverso, menurut dee yang gW baca di ksatria putri en bintang jatuhnya adalah seperti lembar tanda air pada mata uang yang membentuk bunga teratai, di satu sisi ada tiga kelopak, di sisi lain ada tiga kelopak, akan membentuk satu bunga yang utuh.
filosofis menurut gW, karena enam kelopak utuh itu tidak dinampakkan dalam satu sisi gambar, melainkan dua sisi, menjadikan teratai itu lengkap.
tergantung dari sudut pandang kita memandangnya, juga bagaimana untuk mengenal kita sendiri, bagaimana untuk mengenal keutuhan diri kita sendiri, yang katanya engga perlu mencari keluar sana, semuanya ada di dalam diri kita, 'terawang'lah dirimu, maka kamu akan menemukan siapa kamu, bukan terawang dalam ilmu kebatinan, hanya dengan mengenal siapa kamu, lebih tahu akan dirimu. juga tentang apa yang kamu inginkan, apa yang kamu butuhkan, tidak perlu menjadi hedonis atau menjadi juga mencari orang lain untuk menjadi sesuatu yang hebat,, dirimu jauh lebih hebat!


Sejak lama saya tergetar dengan konsep sederhana itu-Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Dan demikian jugalah pandangan saya terhadap hidup: keberagaman sesungguhnya adalah kesatuan hakiki yang tersembunyi.
by dee...

sorry kalo gW postingannya gambar yang 'ga beres' gini, tapi buat nemuin gambar yang bener-bener pas ama konteks dan memiliki nilai artistik tu susah. entahlah, tapi dari gambar itu gW bisa aja menciptakan rectoverso versi gW sendiri. dengan kata lain ~ujung2nya cinta lagi nee, maklumlah,, jomblo mencari cinta,, hahahaha...~ rectoverso adalah bagaimana gW nemuin diri gW di dalam pasangan gW, dimana dia adalah gW dan gW adalah dia, pas dan bener-bener pas,, dimana kita engga perlu pembanding untuk mengatakan seseorang lebih cantik, atau lebih baik sekalipun dari pasangan kita.
dia tahu apa yang kita butuhkan, kita juga tahu apa yang dia butuhkan, dan jutaan hal renik lain yang mungkin saling melengkapi satu sama lain, menjadikan teratai berkelopak enam itu utuh, lengkap, sehingga kita dapat merasakan keindahannya dan kita engga perlu repot-repot mencari hal-hal lain yang bukan merupakan bagian dari diri kita, tubuh kita terlalu sempit untuk mencerna semua yang terjadi!
perlu waktu untuk menemukan dia yang melengkapi, menjadikan kita utuh, setidaknya perlu intuisi untuk menentukan siapa dia, dari diri kita sendiri tentunya harus benar-benar mengatakan 'dia adalah orang yang pas' sesuai kata hati, juga dari dirinya agar tidak menjadi teratai parsial...
suatu saat gW bakal nemuin dia,,,

Tidak ada komentar: