9 Desember 2009

titik jernih berpadu...

titik tegar berurutan bertabur dari untaian tercerna dari satu gumpal bergerombol hitam awan menutupi biru langit.
seperti tak terdesak, terdiam terlindung tanah kering berkotak-kotak.
kehidupan ini bertajuk rasa berbunga dalam hamparan rumput berujung pada gunung batu menjulang runcing.
sesekali terdengar berdecit roda berputar.
membahana sempurna dari titik berbutir, luapan makna hingga pagi ditandai kokok ayam jantan menyambut sinar fajar terbentur mendung.
matahari enggan tersenyum namun bangga akan dirinya.
terpeluk awan,
matahari berlari dari ujung timur ke ufuk barat bertumpu pada kaki-kaki langit.
horizon bercakrawala mendatar terbias asa, menceritakan hari ini.
rumput masih terayap sisa jejatuhan air langit bersandar.
menuai berterbang diantara naungan dewi malam.
senja menyambut dewimalam dengan sinar jingga berkelok bentukan lukisan jauh dibarat diatas kaki langit.
ujung dari dunia menjulang menggapai langit meraba gumpalan awang.
sementara itu pasukan angin berderai, berlarian berputar serasi dalam tautan ribuan makna kehadiran dewi malam.
malu, memerah mengukir indah dalam satu kemasan penuh warna.
waktu berdetik, seirama dengan detak jantungku yang kadang bertautan. berseri alamku mesti gersang diterpa panas matahari yang tak mau keluar.
sampai pada titik menyerupai anyaman rantai berbuah persatuan. diujung tombak keseriusan berkata-kata menjadi satu rangkaian makna bersemi.
tanahku mulai basah, saat hujan mulai bermusim.
pancarobaku terseok pergi tergantikan deru butir hujan.
kadang gelap, langit seperti menggoda.
suara alam tak berubah meski putaran itu berbenah dari rimbun dedaunan.
rumput liar mulai berjaya, menjajah tanah kosong.
seraya berirama mengayuh pedal-pedal agar kehidupan berjalan menerpa tembok terbesit dalam angan.
mimpiku nyata ketika suara penyeru rasa berpijar diantara hamparan pasir disaat ombak berkejaran memeluk pantai..
berteriak menemani debur ombak dibasahnya pasir yang membentang.
bertutur menyambut dunia baru serentak dari menit yang berubah menjadi jam.
waktu bicara, membuktikan mimpi dan angan. bumiku hijau kembali, embun pagi selalu tersenyum menyambut datangnya hari..
dan sesekali pelangi terbias diantara titik-titik air berjatuhan.
hujanku indah..
hujanku terbesit ribuan makna dalam kata yang muncul dari tarian air berturun ria. sumur tua tak lagi kering dan keruh.
hujan dan hujan..

thanks to my best pal buat posting note di fesbuk, sedikit gubahan tanpa mengubah kata-kata, tenanglah, gW cuma bikin tulisan ini jadi lebih enak dibaca!
~ada satu alasan mengapa akhirnya gW ga jadi pake nama 'dewi', best pal gW uda pake nama 'dewi malam' buat nyebut 'dia'-nya dan gW ga pengen nasibnya sama kayak dia...~

hujan! dan hujan!!
kamu, saya, kita akan jadi kuat, bidadari hujanku.!

Tidak ada komentar: