1 Mei 2009

matahari, langit, bumi...

matahari cerahkan hari,, bergantung di ruang hampa di kolong galaksi,, berpijar layaknya bola hidrogen raksasa, memberi hidup, membias warna,,

seorang pujangga bodoh mencintai matahari dengan segala hangatnya,,
cerahnya, serta rindunya manakala ia terbit, berucap selamat malam ketika senja...

ia meminta pada matahari tercintanya, 'wahai matahari, dapatkah aku menjadi langitmu agar kita satu? agar ruang kosong di kolong galaksimu penuh dengan partikel gelombang laksana debu?!'

mataharinya yang tercinta menjawab, 'brey, langit terlalu luas untukmu,, dirimu terlalu kecil untuk menampung semua bintang dan planet yang ada di jagat raya ini,, aku tidak sehebat yang kamu lihat, dan kamu juga akan menjadi pekat di ujung sana!'

pujangga bodoh itu kembali bertanya, 'tapi bukankah kita satu?'

'bilamana kita satu biarlah kamu menjadi satu yang mengisi ruang kosong galaksiku!
jadilah bumi yang berpendar biru, mengisi hidup dengan waktu, dan kamu tetap dapat mencintaiku.. kamu dapat membuat pekatnya langit menjadi biru..'

'bukankah bumi tak akan bisa menjadi langit?'

'brey, bukankah langit juga tak dapat menjadi bumi? ia akan tetap selamanya menghitam laksana arang.
dan apa artinya bumi tanpa matahari? aku akan tetap memberi arti bagimu, memberimu hidup...'

begitulah..

Tidak ada komentar: