7 Februari 2010

di sisi itu...

sadari dan pahami, kadangkala kita harus melihatnya dari sisi demi sisi, seperti kubus yang tak bisa kita lihat dari satu atau dua sisi saja untuk mengatakan itu 'kubus', seperti itulah kita melihat segala hal.

segalanya...

hanya saja semua abstraksi, tak berbentuk seperti yang biasa dia katakan. tidak terpaku pada satu bidang batas sehingga kita akan menyesal saat kubus itu tidak menjadi kubus.
seabstrak itu, sejauh pandangan dia terhadap saya.
berkatalah saya tak mengerti apa-apa, berkatalah saya sang penyimpul tanpa pemberi jeda.
padahal dengan saya yang tak mengerti apa-apa, bisa jadi menjadi saya yang tahu lebih apa dari apa yang diketahuinya.
padahal dengan kesimpulan tanpa jeda, pikir saya dapat membuat dia tahu apa yang dia butuhkan, bukan apa yang dia ingin.
sisi demi sisi, satu demi satu untuk disatukan, utuh.
dan keutuhan itu, seperti saya melihatmu.

kamu...
tidak menjadi apa yang kamu mau, namun memberi apa yang kamu butuhkan.
tidak melihat apa-apa selain kamu.
bukan dibutakan, hanya berusaha melihat sejelas mungkin.
kamu dengan segala lebih dan kurangmu, juga ketidaksempurnaanmu.
dan saya menerimanya.
adanya.
juga pilihan hidupmu.

saat kamu pernah bertanya pada saya, 'gambarkan saya dengan satu kata.'
sekarang ini saya bisa menyimpulkan hanya satu kata saja tentangmu : 'sederhana'
ya, sesederhana inginmu, sesimpel mimpi-mimpimu.
seperti itu saya memahami kamu.
dan mengapa saya, kamu, kita ~pernah~ membuatnya begitu berat?
keluarlah dari kotakmu, bebaskan dirimu..
seperti prinsip hidupmu yang kamu mengatakannya kepada saya seperti tasbih, seperti detak jantung..

lihat dirimu sendiri, maka kamu tak perlu kemana-mana.
just look and feel something inside you...
just find your rectoverso...
hanya temukan cermin yang lebih jelas dirimu, di dalam diri orang lain, siapapun itu.
saya melihat saya sejelas itu, di dalam dirimu.
dan bagi kamu, mungkin buram?

pernahkah kamu merasa diri kamu begitu penuh, sekaligus merasa kosong?
pernahkah kamu merasa diri kamu berada di satu tempat, dan detik itu juga kamu berada di mana-mana?
pernahkah kamu merasa diri kamu begitu kuat, dan detik itu juga kamu merasakan rapuh yang teramat?

jika bagimu, ini semua terlambat, maka ada sisi lain untuk mengatakan ini saat yang tepat.
jika bagimu, saya tidak melakukan apa-apa, maka ada sisi lain untuk mengatakan saya sudah melakukan beberapa hal saja. (not at all! saya tidak sehebat itu!)
jika bagimu, semua ini hanyalah perkataan untuk memikatmu, mengikatmu, ataupun gombalisme setinggi langit,
maka bagi saya, ini semua hanya untuk membuatmu bernapas lebih lega, lebih bebas, terbanglah! atau mengajakmu berkelana ke dasar, menyelamlah!

dan saat ini semua tinggallah pilihan kamu.
sejauh saya menghargai dan menjunjung tinggi itu semua.

opto ergo sum.
aku memilih, maka aku ada.

hanya lakukan apa yang perlu kamu lakukan..
saat ini, saya, kamu, terpisah.
seperti yang kamu mau, kamu bisa mengubur saya di dasar pikiranmu.
dalam.
namun, dengan atau tanpa kamu sadari, saya ada.
dengan kamu yang mengatakan : saya akan tetap seperti ini.

botak? dudul? jelek?
adanya saya.
saya yang tidak ada apa-apanya.

menyayangi kamu.
adanya kamu.

love's covering all.
udah.

Tidak ada komentar: