yoh, sebuah judul yang cukup panjang disaat saya menulis posting ini, ditemenin sama Huzaely Latief Sunan yang lagi cam2cam sama Deska Tya Putmida ~mampus kalian, nama kalian gW tulis di blog!~ dan dinginnya kampus ~gW uda onlen daritadi jam 4 sore, dari jam setengah sepuluh siang belom balik rumah! padahal engga ada kuliah..~ ditemenin ama badan gatel-gatel gara-gara engga mandi dan sepertinya enggak mungkin mandi karena udah terlampau larut ~contoh paragraf engga penting!!~
okelah, langsung saja masuk ke studi kasus. ~engga perlu dijelasin lebih lanjut bagaimana gW kenal sama wanita-wanita bermasalah berikut ini, dan bagaimana mereka bercerita~
kasus pertama :
tentang seorang wanita, seumuran saya ~ya notabene mereka semua seumuran ama gW~, punya cowo, dan cowonya juga punya cewe lagi, in fact, wanita yang cerita sama saya itu berada dalam posisi jadian sama cowonya, dan tau si cowo membagi sayangnya sama wanita lain yang katanya udah dikenalnya sedari kecil. si cowo dan wanita lain itu tidak ada ikatan saudara dan dekat serta saling menyayangi karena si wanita lain itu sudah tidak punya siapa-siapa sedari kecil.
saat si cowo ditanyai oleh si wanita pertama : gedean mana sayang kamu sama dia? si cowo lantas menjawab : segini dan segini dengan menunjukkan tangan kanan dan kirinya dan membandingkan antara spasi yang dibentuk oleh telunjuk dan jempolnya, lebih banyak untuk si wanita lain.
hingga pada akhirnya si wanita lain berkirim pesan dengan wanita pertama. intinya menyatakan cinta dengan si cowo, mereka sama-sama mencintai si cowo dan yang saya tahu terakhir kali, belum ada yang mengalah. bagaimana dengan si cowo? si cowo berkata pada si wanita pertama akan memfokuskan segalanya pada wanita pertama karena yang ia tahu, yang setiap saat ada di sampingnya adalah wanita pertama.
wanita pertama yang mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, wanita pertama yang menemaninya makan, jalan, kemanapun, dimanapun.
dan ketika saya bertanya pada wanita pertama : tidakkah kamu berpikir untuk cari pendamping lain? dia jawab : tidak, tapi saya akan menjalani ini. apapun resikonya, saya terima.
kesetiaan, atau pembodohan??
kasus kedua :
masih tentang wanita seumuran saya. tipikal biasa saja, dan mendapatkan cowo yang biasa saja. entahlah, saya juga tidak terlalu dekat dengan mereka berdua. hanya perkenalan pertama antara saya dan wanita kedua tersebut sudah menyenangkan.
singkat cerita mereka terikat setelah diawali dengan nangis-nangis dan curhat-curhat dari wanita kedua. intinya diketahui status sang cowo yang sudah terikat juga dengan wanita lain, hanya saja lebih hebat kasus kedua ini, si wanita lain sudah dijodohkan dengan sang cowo. how complicated is?!
yang saya tahu mereka long distance, dan setelah beberapa saat, tak ada yang berubah dari mereka, mereka hanya memiliki kepercayaan satu sama lain untuk saling menyayangi. belakangan saya tahu kalo si cowo dengan wanita lain tersebut dijodohkan lantas masing-masing dari mereka berhak untuk membatalkan perjodohan tersebut.
kepercayaan terpisah jarak?? bolehlahh!
kasus ketiga :
tentang seorang wanita, beberapa kali kandas dalam menjalin cinta, entah karena wanitanya bermasalah atau prianya bermasalah. saat ini tengah menjalin hubungan dengan seorang cowo, dan kemudian bingung karena si cowo memiliki sifat cuek, tidak pengertian, egois dan sifat seperti kebanyakan cowo.
ia menganggap kalo apa yang ia jalani saat ini adalah karma karena di episode pacaran dengan cowo sebelumnya, ia melulu cuek bebek dan tidak peduli. dan sialnya si wanita tadi memiliki sifat gampang luluh terhadap apa yang sudah dilakukan cowonya. yang saya dengar dari apa yang dia ceritakan : si cowo mudah marah, tersinggungan, dan kadang suka membagi perhatian dengan mantan pacarnya. apesnya, saat si cowo berbuat salah, si wanita yang lebih sering minta maaf, belum lagi dengan perasaan terkekang yang selalu dirasakan si wanita, ini itu dan kesini kesitu tidak diperbolehkan (diikhlaskan sebenernya) oleh si cowo.
yang saya bisa lakukan saat si wanita curhat adalah mengajak dia jalan-jalan, bersenang-senang dan membiarkan dia melepaskan semua bebannya, engga peduli cowonya waktu itu sms apa aja dan telpon ngomong apa aja, wanita ini notabene berumur lebih muda daripada saya, begitu juga dengan cowonya, jadi apa peduli saya?
pacaran kok cari susah?? putus ajaaa!! hahaha...
kasus keempat :
tentang seorang wanita dengan dunianya yang sempurna, saya anggap sempurna! tapi yang saya lihat adalah dia yang selalu kecewa dengan hidupnya, dengan orang-orang dan lingkungan di sekitarnya, dengan kondisi keluarga yang ia ceritakan tidak terlalu baik, lantas masalah dengan lawan jenis, baik yang kadaluarsa, atau yang ia ragu-ragu untuk memulai lagi, saking ragunya harus ditambah masalah dengan tidak adanya persetujuan dari orang tuanya untuk menjalin hubungan.
ia cerdas, cantik, dan mungkin ideal bagi setiap orang. baik yang ingin menganggapnya posesif atau bagi yang benar-benar menyayanginya.
dan saya hanya bisa membawanya berteriak, menggila bersama.! lepaskan saja bebanmu, berteriaklah, berlarilah, berlayarlah.
bebaskan dirimu...
bodoh, saya saja mengatai dan merutuk pada keadaan! pada dunia, semua ini sampah!
dan masih banyak kasus-kasus yang merujuk pada permasalahan hidup yang dialami oleh seseorang.
saya hanya bisa menekankan pada mereka semua, agar mereka bersabar dan bersemangat dalam menghadapi masalah mereka. bahwa bersenang-senang itu perlu, dan bukannya lari dari masalah, tapi kondisi yang didapati setelah mereka pulang dari bersenang-senang mungkin akan membawa mereka dalam kondisi yang pastinya lebih baik...
saya hanya mengantarkan mereka saja, setelah mereka pergi?
saya sendiri, kelelahan.
dan kembali memaki :
sialan! gW cuma bisa omdo! omong doank dari kasus-kasus mereka... untung aja apa yang gW omongin ama mereka bisa ada gunanya, coba aja gW saranin mereka nyemplung sumur atau gantung diri!
gW cuma bisa nyaranin, gW sendiri?
engga lebih dari kotak sampah besar! isinya melulu sampah!
beruntung aja enggak jadi ngeluarin bau sampah busuk...
gW muak!
gW cape!
baguslah! seenggaknya ada gunanya juga gW ngomong dan menggila sama mereka!
sisi positif gak jelas yang bisa gW ambil : kadang orang gila enggak harus ketemu orang waras buat jadi waras, silakan saja bergabung bersama orang-orang gila, dan temukan kewarasan didalamnya!
P.S : silakan aja kalo yang mau bikin novel atau sinetron dari embrio-embrio ide di atas! asal sutradaranya kreatif, pasti bakalan jadi film yang agak sedikit berguna.
amin aja dah...
genggam hatiku, siapa saja...
tolong...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar