gW dapet wejangan ini pas main ke rumahnya om ritno, orang yang gW anggep sebagai om di kampus gW, warga kampus teknik sipil kelas kerjasama, yang kkn di desa sebelah rumahnya, relatif lebih jauh dari desa kkn gW yang ada di bawah desanya persis.
sore-sore sewaktu bete, di posko kkn ga ada kerjaan, gW iseng mainmain kesana, dan kita pun ngobrol ngalor ngidul ngebahas pekerjaan. sampe suatu saat dia bilang :
'praktek nyari kerjaan pas elu idup engga boleh kaya idupnya tukang becak! udah sombong, sok-sokan pula! contoh gini, ada seorang penumpang nanya ke tukang becak yang lagi ongkang-ongkang di becaknya, biaya keliling alun-alun berapa, tukang becak jawab lima ribu rupiah, si penumpang nawar tiga ribu, dan si tukang becak engga ngasih tumpangan ke si penumpang dengan dalih tarifnya sudah sedemikian.
nah, tukang becak yang bego itupun kembali melanjutkan ongkang-ongkangnya dengan lebih dari satu kerugian. sedangkan si penumpang, dengan atau tanpa tukang becak, dapat mengelilingi alun-alun, tujuannya tersampaikan.
kerugian pertama, si tukang becak melewatkan rejeki, walopun cuma dikasih tigarebu, masih lebih baik ketimbang duduk ongkang-ongkang dan ga dapet penghasilan, dan si pengunjung dengan atau tanpa tukang becak, sekali lagi, bisa mencapai tujuannya.
kerugian kedua, suatu saat nanti, kalo si pengunjung main ke alun-alun dan ketemu tukang becak yang sama, dia relatif kaga akan milih tu tukang becak.! karena berpikir udah si tukang becak sombong, sok-sokan pula!"
nilai itu yang gW ambil saat suatu saat dapet kerjaan pertama kali.! kesan pertama itu penting, dan jangan sampai kesan pertama gW kaya tukang becak yang sombong dan sok-sokan. saat pertama diberi pekerjaan oleh seseorang, apapun pekerjaannya, berapapun nilainya, ambillah.
karena saat pekerjaan kedua menghampirimu, orang yang memberimu pekerjaan akan mengambil referensi dari pekerjaan pertamamu atas dasar percaya, atas dasar pengakuan kalo kamu bisa diandalkan tanpa terlalu memandang nilai nominal, begitu seterusnya, begitu seterusnya, hingga suatu saat kita akan sampai pada taraf mengukur kemampuan diri kita sendiri dalam nominal, hingga pada nantinya kita yang akan memberi pekerjaan pada orang lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar