kita harus pulang.
kita bisa pulang menggunakan cara apapun, lewat jalan manapun, pulang kemanapun.
ke rumah, rumah sendiri, rumah orangtua, rumah kos dimana kita menyebut itu sebagai rumah.
kita bukan tunawisma dan sedang tak ingin menjadi tunawisma.
kita bisa pulang menggunakan cara apapun, sehingga titik ruang antara awal dan akhir saling berhubungan oleh suatu rute perjalanan, perjalanan kita.
kita bisa berdesakan ditengah penumpang lain dengan kendaraan umum, menikmati hawa sumpek dan miskin oksigen, bauran berbagai macam jaringan sosial dengan berbagai arah tujuan, entah sekadar menumpang, berjualan hingga mengamen..
dengan kendaraan umum yang bermacam-macam, ekstraekslusif dengan pendingin, bebas berhenti, penjual serta pengamen.
atau kendaraan ekstraekonomi bebas pendingin buatan, tinggal buka jendela, nikmati angin berhembus, dengarkan pengamen berdendang, penjual menawarkan jajaannya, nikmati perjalanan, melihat orang-orang yang naik dan turun, jauh dan dekat..
mengamati apa yang mereka inginkan, peka dan tahu kalau dunia ini bermacam-macam.
heterogenitas yang memperkaya dunia...
kembali bercerita tentang kita yang berjalan, dan menemukan apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan dalam hidup kita,,,
melalui hidup kita dengan berbagai cara...
dan suatu hari nanti kita akan pulang...
pulang ke rumah sang pencipta dengan membawa oleh-oleh mengenai apa yang sudah kita dapat disini,
dalam hidup kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar