(posting terputus, terbatasi 5524 karakter ponsel saya! mari lanjut!)
saat pemuda seumuran saya kini sudah ramai berurban, apakah perdesaan akan menjadi urban lifestyle pada nantinya? saya juga suatu saat ingin berhenti mengobrolkan sintesa pembentukan emas porfiri di grasberg saat ronda malam dan minum kopi bersama warga sekitar rumah saya, tapi juga tidak ingin mengobrolkan perkara hedonis, eksklusivis, hingga chauvinis! obrolkan apa saja, kesederhanaan hidup pada intinya.
dan kembali terlintas, saya masih duapuluh tahun, belum lulus, belum mapan, dan jomblo! hahaha...
yah, hakikatnya saya bersyukur, sangat bersyukur hari ini ada, saat saya dan ayah saya bahu membahu mengepel rumah, mengecat tembok ~esok masih lanjut!~, dan segala macam pekerjaan.
dan berterima kasih pada ibu saya yang mengirim saya kesini.
saya pun ingat kalau saya belum isya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar